Pasti salah satu dari kita pernah berpikir bagaimana pola pikir dan perencanaan 1% populasi di dunia itu. Kabar baiknya adalah itu tidak berbeda dengan kita semua dari segi pola pikir, kualitas, dan sistem kepercayaan diri.
Sudah menjadi rahasia umum untuk menjadi bagian dari 1% itu kita harus memiliki kekuatan, pengaruh, dan uang. Bagaimanapun, untuk mencapai ketiga hal itu, yang pertama harus kita miliki adalah beberapa pola pikir, kebiasaan, dan sistem tertentu.
Faktor-faktor itulah yang jauh lebih penting dan persyaratan utama untuk mendapatkan status populasi 1% dibanding faktor lainnya.
Tidak semua yang masuk dalam kategori 1% adalah orang yang terlahir kaya raya, meskipun kadang sudah memiliki priviledge tertentu. Namun ada beberapa di antaranya yang benar-benar merintis semuanya dari nol. Dan kita juga bisa menjadi salah satu dari mereka, dimulai dari sekarang, ikuti bagaimana cara berpikir mereka, bagaimana cara menghabiskan harinya, dan caranya merespon kejadian dalam kehidupannya.
1. Mengabaikan Kritik
Orang-orang sukses tidak peduli apa yang orang lain pikirkan karena melakukan segala tindakannya dengan niat tertentu dan mereka tahu saatnya ketika mereka perlu mendengarkan opini orang lain.
Mereka menyukai hasil nyata, inspirasi, dan kesuksesan. Mereka mengabaikan hal-hal kecil dan memusatkan perhatiannya pada tindakan yang dapat memberi dampak nyata dalam hidupnya.
Orang-orang berkuasa mengerti apa yang harus dibayarkan untuk berada di posisi mereka. Apa yang lebih dimengerti oleh mereka adalah mereka tahu betul bahwa ia harus mengabaikan "mereka", setelah mencapai status tertentu.
Orang lain, kritik, dan sebagainya yang tidak berkontribusi apa-apa melainkan hanya membuang waktu kita. Abaikan "mereka", fokus pada diri kita masing-masing.
2. Jangan Menghubungkan Kebahagiaan dengan Kemewahan
Mungkin sebagian dari kita berpikir bahwa mereka kan orang kaya, sudah seharusnya memiliki harta benda bernilai tinggi seperti rumah super mewah, kapal pribadi, atau mobil mewah?
Itu tergantung pada jenis orang kaya yang kita bicarakan di sini.
Orang kaya #1 menginvestasikan sebagian uangnya untuk membeli properti yang berlokasi strategis dengan mengetahui bahwa itu akan menghasilkan laba investasi beberapa tahun ke depan.
Orang kaya #2 akan membeli karena ia pikir ia layak mendapatkannya, dan ia menggunakannya untuk menunjukkannya kepada semua orang apa yang didapatkannya.
Orang kaya dapat membeli Ferrari atau Lamborghini hanya untuk menunjukkan kepada siapapun yang meragukannya. Satu hal yang harus jadi catatan di sini untuk membedakan kaya berkelanjutan dengan kaya yang tidak berkelanjutan.
Orang kaya tidak berkelanjutan menghabiskan uangnya seakan-akan uang yang dimilikinya tidak terbatas, sedangkan orang kaya berkelanjutan menghabiskan uangnya seakan-akan ia harus menghidupi keturunannya hingga 5 generasi yang akan datang
Kenyataannya adalah kebanyakan orang kaya yang kita tahu sekarang mencari dan menemukan kebahagiaannya pada hal lain seperti keluarga, kedamaian diri, bersyukur, dan lain-lain yang bukan merupakan kepemilikan atas benda, status, pengaruh, atau kekuasaan.
Hal itu bukan berarti kita tidak harus menargetkan untuk mencapainya, namun yang menjadi poin utama di sini adalah bahwa kita bisa belajar dan berlatih untuk menemukan kebahagiaan dalam hal apapun, bukan hanya hasrat kita saja.
3. Tidur Lebih dari 6 Jam
Secara statistik, orang yang masuk ke dalam golongan 1% populasi itu cenderung tidur rata-rata 6 sampai 8 jam setiap malamnya. Sedangkan mereka yang tidur lebih dari 10 jam akan merasa malas untuk menjalani harinya, apalagi mengejar tujuannya.
Alasan mereka memiliki pola tidur seperti itu adalah karena mereka cenderung bekerja seakan-akan hari esok sudah tiada lagi. Mengetahui bahwa esok tidak akan ada akan membuat mereka memaksimalkan apa yang dapat mereka lakukan hari ini.
Sebagai contoh, para entrepreneur cenderung termotivasi dan sanggup untuk bekerja hampir dua kali lipat jam kerja dari orang biasa pada umumnya. Ketika kita menemukan sebuah tujuan yang benar-benar ingin kita capai, terkadang apa yang dapat kita lakukan hanya terus memperjuangkannnya sampai mendapatkannya.
Inilah alasan mengapa banyak orang mengatakan untuk mengerjakan sesuatu yang membuat hati kita merasa terpanggil. Dengan begini maka kita akan lebih tahan untuk melakukannya dan tidak menyerah ketika berada dalam situasi sulit.
Jadi temukan permasalahan yang ingin kita selesaikan atau orang-orang yang ingin kita permudah hidupnya dan lakukan apapun yang harus dilakukan untuk mencapai tujuan tersebut.
4. Menabung Lebih Banyak Dibanding Pengeluaran
Seperti apa yang pernah dikatakan oleh Warren Buffet,
Ini bukan tentang berapa banyak yang kita hasilkan, tetapi seberapa banyak yang kita simpan.
Salah satu alasan penting mengapa populasi 1% masuk ke dalam golongan tersebut adalah bukan karena seberapa banyak yang mereka hasilkan, namun seberapa banyak yang dapat mereka simpan.
Uang bisa mendatangkan kekuasaan dan pengaruh. Jadi dengan lebih banyak uang yang kita miliki, semakin besar kontrolnya terhadap perusahaan. Untuk menjadi salah satunya kita harus belajar menabung dan menginvestasikan uang kita. Hal ini berarti menabung dan menginvestasikan sebanyak mungkin dari penghasilan kita.
5. Jangan Menonton TV
Pernahkah kita melihat ada iklan mobil Lamborghini atau iklan untuk Kapal Pesiar di TV? Kemungkinan besar tidak pernah. Dan kita semua tahu alasannya kenapa. Hal ini karena target konsumen mereka tidaklah duduk menonton TV sepanjang hari.
Hal itu sangat sederhana, jika kita ingin termasuk ke dalam golongan 1% suatu saat nanti, yang pertama adalah kita harus mengadopsi pola pikir mereka terlebih dahulu.
Habiskan waktu lebih sedikit untuk hiburan dan bersenang-senang, dan investasikan lebih untuk pengembangan diri seperti membaca buku, bertemu orang-orang, bertukar pikiran, mengerjakan sebuah project, dan lain sebagainya. Pilih bagaimana menghabiskan waktu kita setiap harinya. Kita semua memilki waktu yang sama yaitu 24 jam setiap harinya, namun hanya sebagian kecil darinya diinvestasikan untuk diri kita sendiri.
6. Menyukai Kesalahan dan Kegagalan
CEO Google, Sundar Pichai pernah menekankan,
Pakai kegagalan kita sebagai sebuah lencana kehormatan.
Sundar menjelaskan bahwa kegagalan adalah langkah yang harus dilalui untuk mencapai kesuksesan di masa depan. Tanpa kegagalan, kita tidak akan menghargai arti sukses yang sebenarnya.
Pichai juga bersikeras untuk bekerja bersama orang-orang yang lebih baik dari dirinya untuk mendorongnya berkembang. Orang-orang yang memaksanya untuk tumbuh dan melakukan hal-hal yang berada di luar zona nyamannya.
Pilih salah satu orang kaya dan berkuasa yang kita ketahui memiliki milyaran dollar di Bank dan lihat rekam jejak pencapaiannya. Bisa kita lihat bahwa orang tersebut juga memiliki kegagalan, penolakan, dan kesalahan di masa lalunya.
Penderitaan dan delusi adalah cara kita mengukur orang sukses. Ditambah kegagalan, kesalahan, dan kesulitan dalam hidup adalah sebuah cara yang membangun karakter kita. Jadi, belajaralah untuk mencintai kegagalan dan seringlah gagal.
7. Lebih Banyak Kerja Pintar Dibanding Kerja Keras
Sebuah kerja keras menunjukkan bukti dedikasi kita terhadap sesuatu, namun itu tidak selalu menunjukkan bukti nilainya. Bekerja keras itu seperti roda penggerak dalam mesin. Itu melakukan semua pekerjaan dan merupakan bagian penting untuk membuat semuanya berfungsi. Namun seperti halnya roda penggerak tersebut, kita bisa tergantikan kapanpun.
Jadi daripada menjadi roda penggerak, jadilah mesinnya. Atau lebih baik lagi buatlah mesin sendiri dan otomatisasi prosesnya.
Buatlah cara yang membuat diri kita tak tergantikan dan tingkatkan nilainya seiring berjalannya waktu. Tunjukkan pada siapapun bahwa kita bisa berpikir mandiri dan berpikir out of the box.
8. Belajar Untuk Meminta Pertolongan Pada Orang Lain
Ini berhubungan dengan poin sebelumnya yaitu bekerja lebih cerdas, bukan hanya lebih keras. Jangan mencoba menyelesaikan semua tugas seorang diri, delegasikan beberapa kepada orang lain.
Meminta pertolongan kepada orang lain menunjukkan bahwa kita bersedia mengambil risiko atas pekerjaan orang lain. Dan sebagai hasilnya, ini bisa menunjukkan kepemimpinan yang baik.
Secara keseluruhan, memberikan pekerjaan kepada pihak lain yang lebih baik dapat menyelesaikan pekerjaannya dengan cepat dan efektif. Hasilnya kita bisa lebih fokus untuk mengerjakan apa yang merupakan spesialisasi kita.
9. Jangan Berpikir Bahwa Dunia Berhutang Pada Kita
Bertanggung jawablah terhadap setiap keputusan kita, dan terima segala konsekuensi yang timbul karenanya.
Ketahui bahwa semua yang terjadi dalam hidup kita adalah hal personal. Jika ada satu hal yang golongan 1% selalu ingat selalu, itu adalah bahwa kehidupan tidak berhutang apapun pada mereka. Hal ini berarti bahwa hanya karena kita telah bekerja keras dan memberikan segala energi yang kita punya, bukan berarti kita akan selalu mendapatkan hasil yang kita inginkan.
Kehidupan tidak bekerja dengan sesuai mau kita. Terkadang apa yang kita butuhkan adalah keberuntungan dan waktu yang tepat. Hal penting yang harus diingat baik-baik adalah kita harus terus menjaga rasa antusias kita dan tetap melaju. Akan datang waktu dimana segalanya mulai berada pada tempatnya. Dunia ini menyukai orang-orang yang terus berjalan mengejar tujuannya tanpa henti.
Jadi tetaplah berdiri tegak, lihat ke depan, dan berjalan seakan-akan semua orang menyukai kita.
10. Meluangkan Waktu Untuk Mendiskusikan Ide
Pemikir hebat mendiskusikan ide. Pemikir biasa membahas peristiwa. Pemikir kecil berbicara mengenai orang lain. — Anonim
Orang-orang sukses hanya memiliki waktu untuk melakukan pekerjaannya, projectnya, dan bisnisnya.
Lalu mengapa mereka harus membuang waktu untuk membicarakan keburukan orang lain?
Para golongan atas cukup pintar menyadari bahwa mereka lebih baik mengkritik diri sendiri dibanding mengkritik orang lain. Mengkritik orang lain hanya menunjukkan rasa iri kita terhadap perjalanan dan pencapaian orang lain.
Jadi, berpikirlah lebih besar, diskusikan lebih banyak tentang ide, dan kurangi membicarakan mengenai orang lain.