Filosofi Pertemanan Aristoteles

Arostoteles dikenal sebagai salah satu dari filsuf yang paling pandai dan paling produktif di antara filsuf lainnya. Adalah suatu hal yang mustahil untuk menghitung berapa banyak yang ia tulis. Namun sebagian karyanya masih tetap eksis di berbagai bidang. Dari bidang astronomi dan fisika hingga ekonomi, semua terpengaruh oleh dengan pemikirannya. Selama lebih dari 2.000 tahun, ia masih tetap menjadi salah satu pemikir yang paling banyak dibaca dan dikutip karyanya.

Meskipun pengaruh Aristoteles memang dapat dirasakan di berbagai bidang, tetapi salah satu pengamatannya yang paling abadi memiliki kaitan dengan pertemanan. Dia melihat pertemanan sebagai salah satu kegembiraan yang sebenarnya, dan merasa bahwa hidup yang baik memerlukan pertemanan yang benar-benar bermakna dan awet. Dalam kutipannya:

Dalam kemiskinan dan juga kesengsaraan lainnya, orang mengira bahwa teman adalah satu-satunya perlindungan mereka. Dan pertemanan adalah penolong bagi anak muda dalam menyelamatkan mereka dari kesalahan. Seperti juga bagi orang tua, dengan maksud untuk (mendapatkan) perhatian yang mereka butuhkan (karena) kurangnya kapasitas mereka dalam bertindak yang berasal dari kelemahan mereka; Pertemanan juga membantu mereka yang berada di atas untuk melakukan kebaikan, karena 'dua yang berjalan beriringan' lebih baik dalam hal berpikir dan bertindak.

Pertemanan Secara Tidak Sengaja

Aristoteles menerangkan ada dua jenis pertemanan yang lebih tidak disengaja daripada disengaja. Kita sering menjalin pertemanan semacam ini tanpa menyadarinya.

Tipe pertama adalah pertemanan utilitas. Dalam hubungan ini, kedua pihak yang telibat tidak mengharapkan adanya kasih sayang. Sebaliknya, mereka mengharapkan adanya keuntungan yang mereka terima satu sama lain. Tipe hubungan seperti ini bersifat sementara. Yang berarti ketika keuntungannya berakhir, maka hubungannya juga berakhir. Aristoteles mengamati bahwa hubungan utilitas ini biasanya terjadi di antara orang yang lebih tua.

Sebagai contoh adalah hubungan bisnis atau kerja. Kita mungkin menikmati masa yang dihabiskan bersama-sama, namun ketika situasi berubah, begitu juga dengan hubungannnya.

Tipe pertemanan Aristoteles yang kedua adalah pertemanan tidak sengaja yang didasari atas kesenangan. Hubungan semacam ini menurutnya umum ditemukan di antara orang-orang yang lebih muda. Sebagai contoh adalah hubungan kita dengan Klub Olahraga dahulu ketika masa sekolah. Hubungannya didasari oleh emosi yang dirasakan pada waktu tertentu atau ketika aktivitas tertentu.

Pertemanan seperti ini pada umumnya memiliki umur yang pendek. Dan itu tidak apa-apa, selama kedua pihak mendapatkan kesenangan melalui minat yang sama pada sesuatu yang bersifat eksternal. Pertemanan ini akan berakhir ketika minat atau preferensi seseorang berubah. Banyak anak muda yang melalui beberapa fase terkait apa yang mereka sukai. Dan seringkali, teman-teman mereka juga berubah seiring berjalannya waktu.

Kebanyakan pertemanan termasuk ke dalam dua kategori yang tidak disengaja ini, dan meskipun Aristoteles tidak menganggapnya sebagai sesuatu yang buruk, dia hanya merasa bahwa terdapat ada yang kurang dari segi kualitas. Namun tidak apa-apa, bahkan itu perlu untuk memiliki pertemanan yang tidak disengaja.

Pertemanan Karena Kebajikan

Bentuk pertemanan Aristoteles yang terakhir adalah yang paling disukai. Bukannya karena kegunaan atau kesenangan, hubungan macam ini didasarkan pada saling menghargai kebajikan yang dipegang teguh satu sama lain. Dalam pertemanan macam ini, kualitas orang-orang itu sendiri yang memberikan dorongan bagi kedua belah pihak untuk berbagi kehidupan satu sama lain.

Pertemanan kebajikan membutuhkan waktu dan kepercayaan (untuk dibangun). Juga bergantung pada pertumbuhan satu sama lain.

Hubungan pertemanan seperti ini bertahan dari waktu ke waktu, dan pada umumnya ada kebaikan tingkat dasar yang dibutuhkan dalam diri setiap orang agar hubungan itu ada.

Orang yang kurang empati dan kemampuan untuk peduli pada orang lain jarang membangun hubungan seperti ini karena preferensi mereka yang cenderung ke arah kesenangan dan kegunaan. Terlebih lagi, persahabatan yang dilandasi kebajikan memerlukan waktu dan kepercayaan. Mereka bergantung pada pertumbuhan bersama.

Kita cenderung untuk terhubung pada tingkat ini dengan seseorang ketika melihat mereka dalam kondisi terburuk mereka dan menyaksikan mereka tumbuh. Atau ketika bersama-sama mengalami kesulitan yang sama.

Selain dari kedalaman dan keintimannya, keindahan dari hubungan ini adalah dari bagaimana mereka memasukkan penghargaan dari dua jenis pertemanan lainnya. Mereka bermanfaat dan menyenangkan. Ketika kita menghormati seseorang dan peduli padanya, kita mendapatkan kesenangan dari menghabiskan waktu bersamanya. Sedangkan kegunaannya adalah pertemanan jenis ini bisa membantu menjaga kesehatan mental kita.

Jenis hubungan ini memerlukan waktu dan niat, namun ketika sudah mulai berkembang, mereka melakukannya dengan kepercayaan dan kekaguman. Mereka juga membawa beberapa kesenangan manis yang diberikan oleh kehidupan.

Kesimpulan

Ada sebuah alasan tertentu mengapa karya Aristoteles masih tetap dibaca selama lebih dari 2.000 tahun setelah kematiannya. Tidak semua yang ia tulis berkaitan dengan masa sekarang, dan tentu saja banyak dari pendapatnya yang orang tidak setuju. Dia mengajarkan kita untuk menganalisa dunia secara empiris, dan dia juga menginspirasi generasi filsuf untuk mempetimbangkan peran dan etika dalam kehidupan sehari-hari, termasuk dalam hubungan pertemanan kita.

Aristoteles melihat nilai dari pertemanan tidak disengaja yang berdasarkan kesenangan dan kegunaan itu tidak memiliki kedalaman dan fondasi yang kokoh. Dia merasa bahwa ketidak langgengan tersebut mengurangi potensinya.

Sebaliknya, dia menganjurkan pertemanan kebajikan yang didasari atas rasa saling menghargai karakter dan kebaikan satu sama lain. Dia tahu tipe perhabatan ini hanya bisa diperkuat seiring berjalannya waktu  — dan jika itu berhasil, maka akan bertahan seumur hidup.

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama