4 Langkah Menjadi Public Speaker yang Lebih Baik

Setiap saat kita membaca saran berkaitan dengan berbicara di depan publik hampir semuanya menyarankan kita untuk menghadapi rasa gugup atau mungkin berhenti untuk merasa gugup. Namun rasa nervous itu adalah sesuatu yang normal.

Mungkin bagi sebagian pembicara tidak merasa gugup sama sekali. Malah dia terlihat sangat menikmatinya. Sedangkan bagi orang lain, hal terbaik yang bisa kita lakukan adalah menghindari terlihat gugup. Jika seorang pembicara tampak gugup, ini bisa memicu respon empatik dari para penonton. Mereka melihatnya dan menjadi simpatik. Percaya atau tidak, simpati yang baik ini merupakan bagian dari masalah.

Respon empatik berarti penonton menjadi gugup atas nama kita. Mereka berbagi rasa malu dengan kita. Pengalaman itu hampir sama tidak menyenangkannya bagi mereka seperti yang kita alami. Mereka gelisah dan bergeser dari kursi mereka, menunjukkan ketidaknyamanannya melalui ekspresi wajah secara tidak sadar. Sebagai pembicara, kita memahaminya dan akan merasa lebih buruk — yang mereka lihat dan tanggapi dengan cara yang sama. Begitulah yang terjadi. Sebuah lingkaran setan.

Ada cara lain. Kita mulai berbicara dan tampil dengan percaya diri dan terkendali. Kita tampil santai dan penonton juga santai. Mereka menyadari bahwa mereka berada di tangan yang aman. Mereka sekarang menikmati pembicaraannya dan hal ini tercermin dari perhatian dan bahasa tubuhnya. Sebagai pembicara, kita dapat memahami hal ini dan kepercayaan diri pun meningkat — yang mereka lihat dan tanggapi dengan cara yang sama. Begitulah yang terjadi. Sebuah lingkaran kebaikan.

Jadi pertanyaannya adalah bukan bagaimana cara menghindari perasaan gugup ketika berbicara di depan umum. Ini adalah bagaimana cara menghindari tampak gugup ketika berbicara di depan umum.

Ini bukan ilmu yang kita tidak bisa mempelajarinya. Itu bisa kita pelajari. Dan itu diajarkan. Di sekolah-sekolah hukum di seluruh dunia, siswa yang cerdas namun gugup dapat diubah menjadi seorang orator yang percaya diri dengan menggunakan latihan dan trik rahasianya. Hal ini bukanlah sihir. Hanya latihan dan trik rahasia. Tidak ada yang lain.

1. Berbicara Lebih Keras dan Lebih Pelan

Berbicara dengan suara yang lebih keras dan mengucapkan kalimat secara perlahan menunjukkan bahwa diri kita percaya diri dan terkendali. Itu juga membuat apa yang kita bicarakan dapat terdengar dengan jelas dan mudah diikuti. Hal ini mungkin adalah hal paling sederhana yang dapat kita lakukan untuk meningkatkan kemampuan public speaking. Terutama bagian memelankan kecepatan saat berbicara.

Coba kita telaah lebih dalam lagi. Ada tiga teknik yang bisa kita praktikkan. Yang pertama adalah cobalah untuk berbicara. Jangan teriak. Jangan bergumam. Bicara saja.

Setelah itu mintalah umpan balik dari orang yang kita percaya. Tempatkan ia di jarak beberapa meter, posisi dimana penonton sering berada. Coba praktikkan dan tanya mereka dan mintalah jawaban dengan jujur apakah kita berteriak, bergumam, atau hanya berbicara.

Jika mereka memberikan jawaban yang salah, jangan membantah. Coba lagi. Kita tidak bisa memaksa penonton untuk menghargai penampilan kita.

Yang kedua adalah saat ketika kita tampil, suara yang kita keluarkan haruslah lebih keras dari yang seharusnya. Kita harus berbicara hingga suara kita terdengar keras dan tidak nyaman. Itu hanya tidak nyaman bagi kita. Bagi penonton kita, kita terdengar baik-baik saja.

Dan yang ketiga adalah terkait dengan kecepatan berbicaranya. Coba untuk berbicara sedikit lebih pelan dari biasanya. Di kepala kita, mungkin itu terdengar konyol. Abaikan perasaan itu, itu merupakan sebuah pertanda bagus. Penonton kita akan mengapresiasinya.

2. Gunakan Pulpen dan Saku

Ketika kita gugup, bahasa tubuh kita akan terlihat. Ini bukanlah sebuah informasi yang baru. Ada sebuah trik rahasia untuk mengatasi hal ini. Ini tidak akan menghentikan kita dari perasaan gugup, namun akan menghilangkan kesan bahwa kita gugup.

Triknya adalah dengan mengontrol gerak-gerik kita. Gerak-gerik itu bisa berbentuk gerakan fisik tidak sengaja yang disebabkan oleh rasa gugup. Pada umumnya pelaku utama dalam hal ini adalah tangan kita.

Kita menggaruk dagu kita. Mengatur dan menyingkirkan rambut kita. Atau mungkin mengutak-atik kancing dan kertas di depan kita. Bahkan ada orang yang mencakar salah satu sisi wajahnya. Itu menunjukkan bahwa dia gugup.

Untuk menunjukkan bahwa diri kita terkendali, kita harus mengontrol tangan kita. Ada banyak cara untuk melakukan ini. Salah satunya adalah dengan menggunakan pulpen. Ini terdengar sangat sederhana, namun berkerja. Metode lainnya adalah dengan meletakkan satu tangan — hanya satu — di dalam saku celana kita dan peganglah catatan atau apapun itu di tangan yang satunya lagi. 

Ada satu trik lainnya yaitu dengan meletakkan kedua tangan kita di belakang kita, dimana tangan kita dapat bebas bergerak tanpa terlihat. Ini seperti angsa; terlihat tenang di permukaan, namun menendang dengan panik di bawah air.

3. Berpakaian Senyaman Mungkin

Untuk tampil percaya diri, kita harus percaya diri dengan bagaimana kita terlihat oleh orang lain. Apa yang kita kenakan ketika berbicara di depan publik bisa menjadi sumber ketidaknyamanan dan penyebab timbulnya rasa gugup. Hal ini juga bisa memicu respons empatik seperti yang disebutkan sebelumnya.

Trik yang bisa kita gunakan adalah dengan mengenakan pakaian yang terasa seperti tidak menggunakannya. Maksudnya bukan seperti tidak mengenakan apa-apa, tetapi pakailah apapun yang membuat kita merasa pakaian dan penampilan kita bukanlah suatu masalah. 

Pakaian yang kita kenakan harus membuat kita merasa nyaman dan memenuhi ekspektasi para penonton kita.

4. Sesuaikan Ekspektasi Kita

Kita semua telah melihat terlalu banyak film. Kita mengerti bahwa film dan tv series memberikan pandangan yang menyimpang dari realitas, sehingga dalam menampilkannya kepada penonton, kita mengacu kepada standar Hollywood yang telah diedit dan dipoles sedemikian rupa. Public speaking yang sebenarnya tidak dapat menandingi pidato dalam sebuah serial drama atau film. Jika ini adalah harapan yang kita tetapkan pada diri kita, maka tidak heran bahwa kita akan gagal.

Di dunia nyata, pembicara bisa merasa ragu, gugup, mengulangi kata-katanya, sering membuat awalan yang salah, dan mengatakan 'um....' cukup sering.

Public speaker terbaik tidak terjebak dalam kesalahan mereka sendiri ketika penyampaiannnya tidak sempurna. Mereka hanya meneruskannya saja. Tak masalah.

Untuk tampil percaya diri, kita harus menyesuaikan ekspektasi kita, menerima bahwa apa yang kita tidak akan memberikan penampilan sempurna, dan yakini bahwa itu normal. Sebagai catatan, itu terjadi ketika kita latihan. Ketakutan akan kegagalan bisa membawa pada kecenderungan untuk berhenti berlatih, buatlah diri kita agar jangan sampai tertahan oleh kekurangan kita.

Sesuaikan ekspektasi, berlatih, dan buat diri kita nyaman melewati rintangan yang tak terhindarkan.

Kesimpulan

Public speaking yang baik bisa dipelajari. Peningkatan jarang datang dari teori atau pergeseran paradigma saja. Peningkatan datang dari menemukan teknik yang tepat dan tetap berlatih.

Jika ini adalah sebuah area yang ingin kita kembangkan dalam diri kita, mudah-mudahan dapat kita temukan sesuatu yang bermanfaat dari tulisan ini. Persiapkan diri dan berlatihlah sebanyak yang kita bisa. Kelak kita akan menjadi public speaker yang baik.

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama