3 Teknik untuk Pengambilan Keputusan yang Lebih Baik

Hidup kita adalah hasil dari keputusan-keputusan kita. Jika kita ingin meningkatkan taraf hidup kita, tentu saja kita harus membuat keputusan yang baik. 

Misalkan jika kita membuat keputusan untuk berhenti mempelajari sesuatu yang tidak kita sukai, kita akan merasa senang saat itu juga. Dengan begitu maka kita akan kehilangan kesempatan untuk melihat hasil dari keputusan sebaliknya, entah akan lebih baik atau lebih buruk dari keputusan yang sudah kita ambil.

Keputusan-keputusan kita menentukan hidup kita melalui konsekuensi yang disebabkan olehnya.

Membuat keputusan yang tepat bukanlah hal yang mudah. Seringkali, tidak ada istilah keputusan yang tepat. Yang ada hanyalah keputusan baik dan keputusan yang tidak terlalu baik, atau seperti yang Mark Manson katakan: salah dan sedikit tidak terlalu salah.

Kita sering tidak memiliki semua informasi yang penting — ada banyak hal seperti bagaimana jika, tetapi, kemungkinan, dan mustahil untuk diprediksi. Itulah mengapa terkadang kita menghabiskan waktu berjam-jam namun tetap memilih hal yang salah dan berakhir dengan rasa sakit selama bertahun-tahun yang akan datang. Kita butuh cara yang lebih baik.

Bagaimanapun, tidak ada pendekatan yang cocok untuk semua individu. Hidup dan situasi kita adalah hal yang unik, tidak sama antara satu dengan lainnya. Kita perlu mengambil berbagai perspektif agar dapat memilih mana yang benar-benar cocok. Berikut adalah di antaranya.

Mencapai Kejernihan Batin dan Mengatasi Hambatan Pikiran

Informasi tentang pilihan yang kita miliki terkadang sulit untuk didapatkan. Kita bisa menanyakan tentang persyaratan atau gaji dari suatu pekerjaan, atau memilih siapa yang akan kita ajak untuk pergi makan. Namun kejernihan batin adalah sesuatu yang jauh lebih sulit — pertanyaan seperti "apa yang benar-benar kita inginkan?" seringkali tidak mudah untuk didapat jawabannya, apalagi jika kita ingin yang jawaban yang sesungguhnya.

Dengan menguasai diri Kita terlebih dahulu sebelum menghadapi dunia luar, Kita akan membebaskan diri kita dari berbagai macam gangguan, keputusan yang buruk, dan ketidakpastian yang tidak bisa diprediksi.

Orang bijak Shaolin kuno mengatakan untuk memperoleh kejernihan batin itu sama halnya seperti mendaki sebuah gunung. Begitu sampai di puncak, kita bisa melihat semuanya dengan jelas. Tetapi kita harus menghadapi lima rintangan untuk mencapainya, rintangan tersebutlah yang mencegah kita untuk membuat keputusan yang jelas.

  1. Hawa nafsu. Sebelum membuat keputusan, tanya diri kita terlebih dahulu apakah diri kita dipengaruhi oleh hawa nafsu atau tidak.
  2. Rasa Dengki. Sebelum membuat keputusan, tanya diri kita terlebih dahulu apakah ada emosi negatif yang dirasakan
  3. Ketumpulan Pikiran dan Tubuh yang Tidak Fit. Sebelum membuat keputusan, tanya diri kita terlebih dahulu apakah kita tidak termotivasi atau merasa lelah.
  4. Kegelisahan dan Kekhawatiran. Sebelum membuat keputusan, tanya diri kita terlebih dahulu apakah kita terjebak di masa lalu atau di masa depan. Atau apakah pikiran kita berubah-ubah dari satu pikiran ke pikiran yang lain.
  5. Keraguan Orang Lain. Sebelum membuat keputusan, tanya diri kita terlebih dahulu apakah kita menjadi ragu karena mendengar ucapan atau saran orang lain.

Kejernihan batin adalah kunci. Hanya dengan pikiran yang bersih kita bisa membuat keputusan yang baik.

Menggunakan Aturan 10-10-10 untuk Berpikir Jangka Panjang

Kebanyakan pilihan-pilihan kita didasari atas emosi kita. Makanan yang kita inginkan. Kata-kata yang kita ucapkan ketika sedang emosi. Tombol alarm yang kita tekan karena ingin tidur lagi paling tidak 10 menit. Emosi kita menentukan sebagian besar perilaku kita, tetapi ada masalah yang terdapat padanya.

Emosi adalah sesuatu yang lebih condong pada jangka pendek. Selalu ingin kepuasan instan dan tidak peduli dengan efek jangka panjang. Keputusan kita terlalu berfokus pada apa yang kita inginkan saat ini, tanpa memikirkan konsekuensi yang ada di tahun-tahun mendatang.

Kita perlu membuat hasil jangka panjanng jelas sehingga kita dapat memberi bobot lebih pada proses pengambilan keputusan kita. Di sinilah saat aturan 10-10-10 dimainkan.

Ini sangat sederhana dan efektif. Tanyakan pada diri kita sendiri bagaimana perasaan terhadap sesuatu dalam jangka waktu 10 menit, 10 bulan, dan 10 tahun. Ketiga kerangka waktu ini menempatkan konsekuensi jangka panjang ke dalam perspektif.

Membeli gadget keluaran terbaru akan membuat kita merasa senang selama 10 menit setelah kita beli — mungkin kita akan menghabiskan beberapa hari terpaku pada gadget baru tersebut. Tetapi bagaimana dalam jika dilihat dalam jangka waktu 10 bulan? Apakah itu merupakan sebuah investasi yang layak? Apakah kita akan menggunakannya sebanyak seperti di awal-awal setelah membelinya, atau kita malah menginginkan sesuatu yang lain lagi?

Dan ketika kita melihatnya ke dalam perspektif 10 tahun dari sekarang, kemungkinan besar kita sudah tidak akan menggunakannya lagi. Apakah itu membawa cukup kesenangan untuk membenarkan uang jutaan yang sudah kita keluarkan? Atau malah akan lebih menggembirakan jika kita menghabiskan uangnya untuk liburan yang akan kita ingat hingga 10 tahun ke depan?

Jika kita ingin membuat keputusan yang baik, kita harus mempertimbangkan konsekuensi jangka panjangnya.

Hadapi Ketakutan Kita dan Hitung Biaya jika Tidak Melakukannya

Mungkin ada di antara kita yang belum mengetahui bahwa semua keputusan dan perilaku kita berakar pada rasa takut. Kita rentan terhadap informasi negatif, termasuk apapun yang memicu rasa takut kita. Bias negatif ini adalah alasan mengapa berita buruk lebih menjual ketimbang berita baik.

Ketakutan kita sangat mempengaruhi proses pengambilan keputusan kita. Ketika risikonya tidak diketahui, unik, atau jarang, kita seringkali melebih-lebihkannya. Lalu bagaimana cara kita menempatkan ketakutan ke dalam perspektif dan membuat keputusan yang lebih baik? Berikut adalah langkah-langkah yang bisa kita lakukan.

  1. Definisikan ketakutan kita. Pikirkan tentang bagaimana cara kita dapat menghindari kemungkinan terburuknya agar tidak terjadi. Selain itu juga lihat apakah ada yang bisa kita lakukan untuk memperbaiki kerusakan yang parah jika terjadi kemungkinan terburuknya.
  2. Asumsikan sejenak semuanya berjalan indah tanpa hambatan. Ketika menghadapi keputusan, kita sering terfokus pada apa yang bisa salah. Itu adalah hal yang wajar — sebuah bias negatif. Tetapi bagaimana jika kita bertanya pada diri sendiri "apa yang bisa berjalan dengan lancar?". 
  3. Hitung biaya jika tidak melakukannya. Tulis berapa yang harus dibayar demi mempertahankan semua pada tempatnya. Sebagaimana Hukum Newton pertama tentang gerak yang menyatakan bahwa jika tidak ada gaya luar yang bekerja pada suatu benda diam, ia akan tetap diam. Dengan kata lain: Jika kita tidak melakukan sesuatu, tidak ada yang akan berubah.

Untuk keputusan akhir kita, bandingkan skenario dari langkah satu dan dua. Bagaimana jika kemungkinan terburuk terjadi — mempertimbangkan tindakan kita untuk mencegah dan memperbaiki kerusakan yang ditimbulkan. Bagaimana jika segala sesuatunya berjalan lancar — mempertimbangkan semua hal baik yang dapat terjadi. Lalu buat peringkat skenario ini dalam skala dari -10 sampai +10 menurut dampak jangka panjangnya terhadap hidup kita.

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama