Tentang Filosofi yang Diajarkan Pelangi

Pelangi adalah sebuah hal nyata yang terjadi di dunia, namun itu tidak benar-benar nyata seperti yang kita pikirkan. Kita bisa melihatnya, tetapi tidak bisa menyentuhnya.

Sebuah pelangi terjadi karena adanya kombinasi antara cahaya, hujan deras, dan  harus berada di tempat yang tepat untuk melihatnya yaitu posisi kita harus membelakangi matahari.

Kita semua bisa melihat adanya pelangi tetapi tidak ada satupun orang yang melihat pelangi dengan warna yang benar-benar sama. Hal ini terjadi karena apa yang kita lihat hanyalah sebuah ilusi optik tergantung dari mana kita melihatnya. Pelangi terlihat berbeda pada setiap mata yang melihatnya.

Apa yang bisa kita pahami dari sini? Ternyata tak hanya pelangi yang memiliki sifat seperti itu. Kebebasan, Cinta, Kebahagiaan, Kebijaksanaan, dan Adab juga serupa. Kita sebut saja hal-hal itu sebagai konsep.

Konsep hanya ada karena kita membicarakan tentangnya. Jika kita tidak menulis atau berbicara tentang konsep, mereka tak akan ada. Kita bisa meminta kepada setiap orang yang ada di dunia ini untuk menulis sebuah essay tentang cinta, setiap dari mereka akan memiliki sebuah pendapat berbeda tentang apa itu cinta.

Kita bisa membicarakan tentang hal-hal itu, tetapi kita tidak bisa menyentuhnya. Wujud mereka berbeda-beda pada setiap manusia, namun kita sebagai manusia berbagi pemikiran yang sama seperti cara kita melihat pelangi. Kita semua tahu pelangi itu ada, namun warna yang kita lihat sesungguhnya berbeda-beda satu sama lain.

Salah satu kesalahpahaman terbesar tentang filosofi adalah menganggapnya sebagai sebuah pengetahuan yang harus belajar bertahun-tahun untuk memahaminya. Orang-orang berpikir kita harus belajar tentang filsuf-filsuf terdahulu. 

Namun itu tidak benar. Faktanya filosofi adalah sebuah aktivitas. Sesuatu yang semoa orang lakukan, walaupun mereka tidak mengetahuinya.

Kita menghabiskan banyak dari waktu kita untuk berpikir tentang hidup kita dan dunia secara keseluruhan. Kita berpikir tentang hubungan, pekerjaan, politik, dan seluruh pengalaman kita. Kita berpikir tentang orang yang kita sayangi, kita berpikir tentang tagihan listrik, pekerjaan, kematian, dan kecemburuan.

Berpikir tentang semua konsep-konsep yang menyentuh sisi emosional dalam diri kita. Seperti kebahagiaan, cinta, kejahatan, tanggung jawab, keadilan, dan kehormatan. Ini adalah konsep-konsep yang bisa menyebabkan kita sulit untuk tidur karena konsep-konsep itulah yang ada dalam pemikiran kita.

Tapi terkadang kita juga meningkatkan taraf pemikiran kita, kita tanyakan diri kita sebuah pertanyaan seperti, apa "cinta" yang sebenarnya? Atau, apa kita benar-benar "bebas" jika kita harus bekerja untuk bertahan hidup? Atau, mengapa kita tidak merasa "bahagia" ketika semua sinyal mengatakan bahwa itulah yang seharusnya?

Kita pernah memikirkan hal-hal di atas dalam kehidupan sehari-hari lewat sudut pandang konseptual. Itulah yang disebut dengan filosofi.

Filosofi adalah sebuah sarana untuk pembuatan dan penyempurnaan berbagai konsep. Perenungan filosofis adalah pemikiran yang lebih tinggi lagi tarafnya. Kita semua melakukannya, namun lebih jarang.

Itu membuat kita untuk lebih memahami tentang konsep-konsep membingungkan yang membuat kita tak dapat tidur di malam hari.

Jika kita melakukannya, dan kita bicarakan atau menulis tentang itu, kita mulai membentuk dunia tempat kita hidup ini menjadi lebih baik lagi. Kita bisa membandingkan cara kita memahami konsep-konsep itu. Kita bisa memahaminya sedikit lebih baik secara bersama-sama. Selain itu, kita juga dapat memiliki rasa empati yang lebih karena kita lebih tahu antara satu sama lain.

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama