Terkadang mungkin kita tidak menyadarinya, tetapi overthinking itu selalu ada. Itu membuat kita terus memikirkan hal-hal yang terjadi dalam hidup kita:
- Jika itu hal yang baik, maka kita akan terus membedahnya sampai menemukan sesuatu yang buruk dalam kejadian yang terjadi pada kita, mencari makna tersembunyi yang sebenarnya tidak ada.
- Jika itu hal yang buruk, maka kita akan terus menganalisanya, lagi dan lagi, mencari cara untuk memperbaiki sesuatu yang sudah tidak bisa berubah lagi.
Seringkali overthinking itu merupakan 'teman' dari kecemasan atau depresi. Keadaan pikiran ini membuat kita tidak dapat berkonsentrasi pada apa ang kita lakukan kecuali semua masalah kita. Pikiran kita menjadi buram, tingkat stres dan kecemasan kita meningkat, dan efisiensi kita menurun.
Ketika kita overthinking, akan menjadi sulit bagi kita untuk fokus bekerja atau mencapai sebuah tujuan. Biasanya, itu membuat kita berhenti melakukan hal penting dalam keseharian kita. Oleh karena itu, kunci penting untuk produktivitas kita adalah dengan menghindari penyakit ini. Overthinking tidaklah baik untuk kesehatan mental kita. Itu bisa menjadi penyebab utama dari kegagalan.
Apakah Terlalu Banyak Berpikir Itu Buruk?
Mengutip kalimat dari seorang psikiater asal Brazil, Augusto Cury pernah berkata:
Berpikir itu bagus; terlalu banyak berpikir itu buruk.
Berpikir terlalu banyak tentang berbagai hal bukan hanya masalah; itu bisa berdampak signifikan terhadap kesejahteraan kita. Penelitian telah menemukan bahwa itu dapat menyebabkan kita cenderung untuk melakukan hal yang salah dan berujung pada kegagalan, selain itu juga masalah-masalah yang dapat mengganggu kesehatan mental kita.
Ketika kesehatan mental kita menurun, kecenderungan untuk depresi menjadi meningkat, yang mengarah ke lingkaran setan yang sulit untuk diputuskan.
Beberapa penelitian juga menunjukkan bahwa terlalu banyak berpikir bisa menyebabkan tekanan emosional yang parah. Untuk menghindari hal itu, banyak orang yang overthinking beralih kepada strategi penanganan yang tidak sehat, seperti alkohol atau makan secara berlebihan.
Jika ada salah satu dari kita adalah seorang overthinking, mungkin kita sudah tahu bahwa ketika kita terlalu banyak berpikir maka tidur pun akan terasa sulit. Khawatir menyebabkan jam tidur jadi lebih berkurang dan kualitas tidurnya juga akan menjadi lebih rendah.
Bagaimana Cara Mengurangi Overthinking
Pertama-tama kita harus menyadari keadaan ini dengan tepat dan tidak berasumsi bahwa overthinkin sebagai bagian dari cara hidup kita dan juga konsekuensi dari gaya hidup kita.
Kita tidak hanya harus berpura-pura untuk terbiasa dengannya, tetapi kita harus berusaha untuk mengubah cara berpikir itu. Situasi ini biasanya merupakan konsekuensi dari suatu hal, jadi kita akan mundur beberapa langkah dan mencari penyebabnya.
Belajar untuk Berkata Tidak; Kita Tidak Bisa Menyenangkan Semua Orang
Seorang profesor dari University of Houston, Brené Brown telah mempelajari beberapa topik, diantaranya adalah kerentanan, kemarahan, rasa malu, dan empati. Dalam ukunya yang berjudul Daring Greatly, dia menjelaskan bahwa berkata "iya" pada semua hal merupakan langkah pertama menuju egoisme dan beban mental yang berlebihan.
Keberlanjutan memberi dan mencintai tanpa jatuh ke dalam kebencian dan kepahitan hanya datang dari perasaan kelimpahan pribadi. Dan kelimpahan pribadi tidak akan ada tanpa batasan. Ketika kita tidak menetapkan batasan atau tidak menghormatinya batas itu, kita akan merasa dimanipulasi dan dimanfaatkan. Oleh karena itu, kita akan menyerang orang yang kita anggap bertanggung jawab, bukannya mengatasi perilaku kita sendiri. — BrenĂ© Brown
Menurut artikel yang diterbitkan di Psychology Today, kebutuhan akan pengakuan sosial memiliki beberapa aspek positif, tetapi secara psikologis itu juga bisa merusak.
Jika kita tidak bisa mengendalikan pikiran kita ketika orang lain meminta bantuan yang kita tidak ingin lakukan, hal terbaik demi ketenangan pikiran kita adalah dengan menolaknya sedari awal.
Hanya dengan berkata "tidak" maka kita dapat berkonsentrasi pada sesuatu yang benar-benar penting. — Steve Jobs
Kemampuan kita untuk fokus berbanding lurus dengan kemampuan kita untuk berkata tidak. Jika kita merasa bahwa iya hanya karena merasa tidak enak dengan orang lain, maka kita akan lebih mengecewakannya lebih dari yang kita inginkan.
Dengan memprioritaskan kebutuhan kita, kita akan terfokus untuk mengerjakan sesuatu yang benar-benar penting untuk kita, dan itu juga akan memudahkan otak kita untuk berkonsentrasi pada satu hal tersebut.
Membuat Batas Waktu yang Pendek untuk Pengambilan Keputusan Kita
Terlalu banyak memikirkan sebuah keputusan hanya akan menunda sesuatu yang tidak dapat dihindarkan. Jika kita harus pergi untuk berbelanja, maka cukup putuskan kapan akan pergi dan berhenti memikirkan waktu yang tepat untuk melakukannya, karena bagaimanapun kita tetap akan melakukannya, bahkan jika waktunya sedang tidak tepat. Memikirkan langkah kesepuluh ketika kita belum membuat langkah pertama adalah suatu hal yang tidak masuk akal.
Ketika kita mencoba untuk menjelaskan segalanya. tidak dapat terhindarkan lagi bahwa kita akan membuat beberapa asumsi. Seperti ketika kita menunda-nunda untuk pergi berbelanja karena kita merasa bahwa jalanan sedang macet. Faktanya adalah kita tidak tahu pasti apakah hal tersebut benar. Membuat asumsi hanya membuang-buang waktu untuk suatu ketidakpastian.
Hal terbaik untuk menghindari overthinking mengenai konsekuensi dari keputusan kita adalah dengan berhenti memikirkan apa yang akan terjadi, dan juga menentukan batas waktu untuk pengambilan keputusannya. Kita tidak akan tahu pasti jawaban sebenarnya hanya dengan memikirkannya; kita tetap harus mengambil tindakan.
Kita tidak akan mendapati semua jawabannya benar, tetapi keputusan yang buruk lebih baik dibanding tidak membuat keputusan sama sekali. Dengan keputusan buruk, kita dapat belajar. Tetapi jika kita tidak pernah melakukan langkah pertama, kita tidak akan pernah tahu apakah yang kita pikirkan itu benar atau salah.
Dalam pengambilan keputusan apapun, hal terbaik adalah dengan melakukan hal yang tepat, terbaik selanjutnya adalah melakukan hal yang salah, dan yang paling buruk adalah tidak melakukan apa-apa. — Theodore Roosevelt
Melatih Mindfulness
Mindfulness atau dalam bahasa Indonesianya adalah kesadaran penuh; adalah sebuah metode untuk belajar mengelola emosi, reaksi, perilaku, dan pikiran untuk menghadapi situasi dalam hidup melalui praktek dan peningkatan pikiran.
Menurut Psychology Today, overthinking memiliki dua tipe:
- Mengenang, yaitu berfokus pada masa lalu. Seperti mengapa kita tidak melakukan sesuatu atau mengapa sesuatu terjadi seperti itu.
- Khawatir, yaitu prediksi yang negatif tentang masa depan. Tipe overthinking ini secara langsung menimbulkan rasa takut untuk mengambil keputusan atau tindakan, seperti berbicara di depan umum atau melakukan sesuatu yang baru.
Karena mindfulness mencoba untuk memfokuskan semua perhatian kita pada masa sekarang, mempraktekkan untuk mengendalikan dan memfokuskan pikiran kita adalah cara yang baik untuk mengatasi overhinking.
Sadarilah secara mendalam bahwa saat ini adalah satu-satunya yang pernah kita miliki. Jadikan masa sekarang sebagai fokus utama dalam hidup kita. — Eckhart Tolle
Menjaga Fokus Kita pada Penyelesaian Masalah Bukan pada Konsekuensinya
Rasa takut adalah salah satu penyebab utama dari overhinking: Takut salah, takut menyinggung perasaan orang lain, dan takut akan hal lainnya. Hal ini membuat kita lebih memikirkan konsekuensi dari tindakan kita, bukan apa yang dapat kita lakukan.
Cara terbaik untuk mengatasi tipe overthinking seperti ini adalah dengan berfokus pada apa yang bisa kita lakukan untuk mendapatkan hasil yang kita inginkan, bukan malah berfokus pada apa yang dapat terjadi. Memfokuskan pikiran kita pada solusi bukannya masalah yang dapat menyebabkan kecemasan. Cara mudah untuk melakukannya ketika kita banyak berpikir tentang sesuatu, tanya diri kita beberapa pertanyaan ini:
- Apakah ada yang bisa saya lakukan untuk menghindari masalah ini? Jika tidak, maka fokuskan pikiran kita pada aktivitas lainnya.
- Jika saya dapat mengatasinya, apa yang dapat saya lakukan untuk menyelesaikan situasi tersebut?