Kita semua begitu ingin mempelajari dan menjadi ahli dalam beberapa keterampilan. Bisa berbicara bahasa asing secara fasih, memainkan alat musik, memasak seperti seorang chef, atau unggul dalam hal olahraga.
Namun kita semua tahu dibutuhkan banyak waktu serta usaha, dan seringkali keraguan apakah kita bisa mempelajari atau meningkatkan keahlian kita dalam suatu bidang. Jika keraguan sudah muncul dalam benak kita, meskipun secara tidak sadar, itu bisa membuatnya menjadi sulit untuk mengambil langkah awal dan mulai belajar. Mitos dan kesalahpahaman bisa mengganggu kemajuan kita dan mencegah kita untuk mengambil langkah awal.
Jika kita meyakini bahwa kita sudah terlalu tua untuk mempelajari bahasa baru, atau bahwa kita tidak memiliki apa yang diperlukan untuk mengembangkan keahlian dalam bermusik, kita mungkin tidak akan pernah mencobanya.
Ada beberapa mitos dan kesalahpahaman yang menghentikan orang-orang untuk mengambil tindakan. Mengetahui tentangnya dapat membuat kita terhindar untuk jatuh dalam jebakannya. Itu juga akan menghilangkan beberapa alasan yang mungkin kita miliki untuk mempelajari hal baru.
Otak Kiri vs Otak Kanan
Bagian otak sebelah kanan seringkali dihubungkan dengan kreativitas, sedangkan yang sebelah kiri bertugas untuk tugas yang berkaitan dengan logika. Namun, ini adalah mitos bahwa kita cenderung menggunakan salah satu bagian otak. Faktanya kita menggunakan banyak bagian dari otak kita sepanjang waktu. Tidak pada saat yang sama, tetapi kita akan menggunakan hampir semua bagian otak kita dalam sehari.
Pekerjaan kreatif atau tugas rasional yang hanya ditangani oleh satu bagian otak adalah sebuah mitos. Iya, sisi kanan biasanya terlibat dalam tugas-tugas kreatif, dan separuh kiri terlibat dalam tugas-tugas yang rasional. Tapi itu tidak eksklusif. Meskipun banyak aktivitas lebih dominan di satu area, kita menggunakan bagian otak yang luas sepanjang waktu, dan bagian-bagian itu terlibat dalam banyak tugas.
Mitos lainnya adalah mengenai otak kita yang hanya menggunakan 10 persen dari kemampuannya. Meskipun itu benar bahwa kita tidak menggunakan semua bagian otak kita secara bersamaan, karena bisa menyebabkan kejang. Namun, kita menggunakan sebagian besar otak kita dalam berbagai pekerjaan dan tugas sehari-hari.
Cara Belajar
Mitos lainnya adalah bahwa kita memiliki cara belajar yang unik, semacam pelajar visual, pelajar kinestetik atau pelajar auditori. Meskipun kita bisa memiliki preferensi tentang bagaimana cara mempelajari hal baru, kebanyakan dari kita belajar dengan beberapa cara berbeda. Kita sering lebih memilih satu cara belajar dibanding lainnya karena kita sudah terbiasa dengannya, jadi kita merasa nyaman dan familiar dengannya. Jika kita tidak pernah meningkatkan cara lain untuk belajar, mungkin akan menjadi hal yang benar bahwa kita hanya belajar dengan satu cara. Tetapi itu bukan karena mustahil untuk belajar dengan cara lain.
Sebuah kepercayaan bahwa kita hanya belajar dengan satu cara mencegah kita untuk berkembang dan mencoba hal baru, dan kita bisa mengambil manfaat luar biasa dalam pembelajaran kita dengan mencoba cara baru dalam belajar.
Orang Tua Tidak Bisa Mempelajari Hal Baru
Sebelumnya, kita percaya bahwa kita hanya dapat belajar ketika masih muda dan itu tidak cukup berharga untuk belajar di usia lanjut. Kepercayaan ini sangat merusak untuk dipegang, karena kita mungkin tidak akan berusaha keras untuk berkembang jika kita berpikir bahwa itu tidak mungkin untuk menjadi lebih baik.
Penelitian tentang otak yang terbaru menunjukkan bahwa otak memiliki kemampuan untuk beradaptasi dan mengatur ulang di usia berapapun. Satu-satunya hal yang sangat terpengaruh oleh usia kita adalah kemampuan kita untuk menghafal. Lagipula ini juga bukanlah merupakan cara paling efektif dalam belajar.
Satu keterampilan yang banyak orang memiliki masalah untuk menguasainya ketika sudah lebih tua adalah kemampuan bahasa. Namun ada ribuan orang tua yang mempelajari bahasa baru setiap harinya, dan kebanyakan dari mereka meningkatkan kemampuannya pada tingkat yang sama atau bahkan lebih dibanding pelajar muda. Kebanyakan dari mereka baru belajar bahasa kedua di usia lanjut. Dan iya, itu dibutuhkan banyak usaha untuk mempelajari bahasa baru, tetapi bukan berarti kita tidak bisa melakukannya.
Belajar Haruslah Menyenangkan
Belajar bisa menjadi menyenangkan, namun itu tidaklah harus begitu. Aktivitas belajar terbaik adalah dengan menantang kemampuan kita dan mengharuskan kita untuk fokus agar berkembang. Ini tidak selalu menyenangkan ketika kita melakukannya, namun akan terasa luar biasa ketika menyelesaikannya. Seperti halnya berlari atau berolahraga. Kita belum tentu merasa senang saat melakukannya, tetapi kita akan merasa senang setelah menyelesaikannya.
Memahami bahwa pembelajaran yang baik harus menantang dapat membantu kita untuk lebih menikmati perjuangan. Apapun yang berharga dalam hidup membutuhkan usaha untuk mencapainya. Jika itu mudah, hanya ada sedikit alasan bagi kita untuk bangga terhadap pencapaian kita.
Entah Kita Memiliki Bakat atau Tidak
Kita seringkali percaya bahwa beberapa orang memang memiliki bakat untuk sebuah keterampilan, ketika yang lainnya tidak. Hal ini bertentangan dengan sebuah penelitian, yang menunjukkan bahwa hampir tidak ada orang yang mencapai tingkat ahli dalam sebuah keterampilan tanpa ribuan jam pelatihan. Dalam beberapa kasus yang jarang terjadi dimana orang menjadi ahli dalam waktu cepat, mereka sering melatih keterampilan yang berkaitan sehingga bisa dengan cepat menguasai keterampilan serupa. Jika seseorang telah berlatih atletik hampir sepanjang hidupnya, tidaklah mengherankan jika dia dapat belajar dan memainkan olahraga lain dengan baik dalam waktu relatif singkat.
Tubuh dan pikiran kita sangatlah adaptif, dan dengan latihan yang cukup, adalah hal yang mungkin utnuk memiliki keteramplian dalam hampir semua bidang. Satu-satunya cara untuk mengetahui potensi kita adalah dengan menjalani proses pembelajaran dan melakukan apa yang diperlukan untuk menjadi ahli dalam suatu bidang. Satu hal yang sering menghalangi orang-orang adalah mereka melakukannya dengan buruk tanpa mengetahuinya. Dalam kasus ini, kita bisa bertanya kepada orang yang level kemampuannya lebih tinggi mengenai bagaiman cara melakukannya dan coba memahami apa yang dilakukannya secara beda.
Aturan 10.000 Jam
Beberapa dari kita mungkin pernah mendengar bahwa dibutuhkan waktu 10.000 jam untuk menjadi ahli dalam suatu keterampilan. Angka yang luar biasa tinggi ini membuat banyak orang takut untuk memulai sebuah keterampilan. Namun ini adalah mitos bahwa dibutuhkan waktu tepat 10.000 jam untuk menguasai suatu keterampilan.
Seberapa lama waktu yang dibutuhkan tergantung pada keahlian yang ingin kita tingkatkan dan juga level kompetitor. Dalam bidang seperti musik, matematika, atau catur. Itu dibutuhkan waktu lebih dari 10.000 jam untuk menjadi salah satu yang terbaik. Namun jika kita mengejar keterampilan yang relatif baru, seperti jenis instrumen baru atau aktivitas yang baru-baru ini ada, itu akan memakan waktu yang jauh lebih sedikit. Sebagian besar aktivitas tidak memiliki sistem latihan terorganisir seperi musik atau catur, jadi kemungkinan besar kita bisa menjadi ahli dalam waktu yang lebih sedikit di bidang lain seperti desain grafis, video editing, dan sebagainya.
Hal penting yang perlu diingat bahwa tidak ada angka ajaib. Semakin banyak kita berlatih dengan kualitas tinggi, semakin baik juga kemampuan kita. Berdasarkan pengalaman penulis sendiri, dapat ditemukan peningkatan yang signifikan ketika kita menghabiskan waktu 100 jam dalam latihan. Jika kita melakukannya lebih jauh lagi dan mencapai angka 1000 jam, mungkin kita dan beberapa orang di sekitar kita akan kaget dengan apa yang dapat kita lakukan.