Preserving optionality (menjaga opsionalitas) dapat diartikan sebagai menghindari terjadinya keterbatasan pilihan atau ketergantungan. Hal ini berarti kita tetap terbuka terhadap berbagai kesempatan dan selalu memiliki rencana cadangan.
Semakin banyak pilihan yang kita miliki, semakin siaplah kita untuk menghadapi ketidakpastian dan segala sesuatu yang tidak bisa diprediksi.
Memiliki Pilihan
Setiap waktu kita dihadapi oleh berbagai macam pilihan, tetapi pilihan yang menentukan nasib kita cenderung datang pada saat dimana perubahan besar terjadi. Jika kita terlalu banyak menguasai suatu keahlian, perubahan adalah ancaman, bukan merupakan kesempatan. Jadi, jika kita tidak yakin kesempatan terbaik apa yang akan datang pada kita, maka kita harus tetap membuat pilihan untuk menjaga agar pilihan-pilihan kita tetap terbuka.
Melewati Masa-masa Sulit
Ketika situasi sedang sulit, maka saat itulah banyak investor mencoba peruntungannya dan saat itu juga para entrepreneur berinovasi. Mereka harus melihat kesempatan di dalam sebuah kekacauan.
Kekuatan vs. Opsionalitas
Spesialisasi berlebihan dalam satu bidang cenderung membatasi diri kita, terutama jika itu mengharuskan adanya perawatan ekstensif. Seperti pesepakbola, kita bisa menjaga opsionalitas dengan sebisa mungkin menghindari risiko cedera dan memastikan kita untuk tetap bermain selama mungkin—apapun permainannya. Hal itu membuat kita tetap fleksibel terhadap sesuatu yang tidak diketahui di masa mendatang.
Tirani Keputusan Kecil
Ini terjadi ketika kita membuat keputusan kecil nan rasional yang berdampak pada berkurangnya pilihan dari waktu ke waktu.
Keputusan-keputusan kecil bisa menghasilkan dampak yang buruk. Pada sebuah titik, alternatif pilihan lain menghilang, jadi kita kehilangan kesempatan kita.
Masalah Perspektif
Opsionalitas bisa menjadi sebuah masalah perspektif. Menjaga opsionalitas berarti mengubah sikap kita terhadap lingkungan kita, tetapi juga belajar untuk menemukan atau bahkan menciptakan kesempatan.